DhinaR Wikantini
http://dhinapha.blogspot.com
Kamis, 25 Februari 2016
Kamis, 06 Februari 2014
Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur !
Dia
seorang muslimah yang taat. Tubuhnya dihijabi oleh jubah dan jilbab
besar. Hampir semua waktunya dihabiskan untuk sholat, baca al-qur’an
dan berdzikir. Dia memilih hidup yang sufistik yang demi ghirah
kezuhudannya kerap dia hanya mengkonsumsi roti ala kadarnya di sebuah
pesantren mahasiswa. Cita-citanya hanya satu : untuk menjadi muslimah
yang beragama secara kaffah.
Tapi di tengah jalan ia diterpa badai kekecewaan. Organisasi garis keras yang mencita-citakan tegaknya syariat islam di Indonesia yang di idealkannya bisa mengantarkannya berislam secara kaffah ternyata malah merampas nalar kritis sekaligus imannya. Setiap tanya yang dia ajukan dijawab dengan dogma yang tertutup. Berkali-kali di gugatnya kondisi itu tapi hanya kehampaan yang hadir. Bahkan Tuhan yang selama ini dia agung-agungkan seperti “lari dari tanggung jawab” dan “emoh” menjawab keluhannya.
Dalam keadaan kosong itulah dia terjerembab dalam dunia hitam. Ia lampiaskan frustasinya dengan free sex dan mengkonsumsi obat-obat terlarang. “Aku hanya ingin Tuhan melihatku. Lihat aku Tuhan! Kan kutuntaskan pemberontakanku pada-Mu!” katanya setiap kali usai bercinta yang dilakukannya tanpa ada secuilpun rasa sesal. Dari petualangan seksnya itu tersingkap topeng-topeng kemunafikan dari para aktivis yang meniduri dan ditidurinya – baik aktivis sayap kiri maupun sayap kanan (islam) – yang selama ini lantang meneriakkan tegaknya moralitas. Bahkan terkuak pula sisi gelap seorang dosen kampus Matahari terbit Yogyakarta yang bersedia menjadi germonya dalam dunia remang pelacuran yang ternyata anggota DPRD dari fraksi yang selama ini bersikukuh memperjuangkan tegaknya syariat islam di Indonesia.
Cinta Bertabur di Langit Mekkah
Cinta Bertabur di Langit Mekkah
seorang gadis yang lelah
seorang gadis yang lelah dalam pencarian duniawi
nya. Meskipun beberapa prestasi berhasil dia raih, tetapi justru kekosongan
yang menyesaki batinnya. Oleh karena itu pulalah, dia mengambil keputusan untuk
berlabuh ke tanah Madinah, Mekkah, dan Mina bersama orang tuanya. Disana, di
tanah suci terambat harapannya untuk meruahkan segala kerinduan dan agar
terjawab semua impian: menemukan dunia baru dalam kehidupannya dengan pasangan
jiwa.
Inilah
yang menarik dalam novel yaitu setting tempat dan suasana yang sangat islami.
Pembaca akan merasakan nuansa Islami yang mendalam. Setting yang menjadi unsur
pokok pencipta suasana, yang mendalam, penuh kejutan, dan berkembang secara
dinamis menjadi kisah yang indah. Novel ini dibuka dengan perasaan Rhada
terhadap Osman. Rhada tak pernah bisa melupaka Osman, pria yang telah memikat
hatinya selama 14 tahun dibalik jeruji pesona Osman. Sayang, cintanya tak
kunjung berbalas. Telah sekian lam Rhada lelah dengan pencarian duniawinya. Oleh
karena itulah, dia mengambil keputusan untuk berlabu di tanah Madinah, Mekkah
dan Mina bersama orang tuanya
- See more at: http://ashyokawati-yunna.blogspot.com/2012/12/anugerah-terindah-di-tanah-suci.html#sthash.Zp7b0xHz.DrQhhPfq.dpuf P { margin-bottom: 0.21cm; }
seorang
gadis yang lelah dalam pencarian duniawinya. Meskipun beberapa
prestasi berhasil dia raih, tetapi justru kekosongan yang menyesaki
batinnya. Oleh karena itu pulalah, dia mengambil keputusan untuk
berlabuh ke tanah Madinah, Mekkah, dan Mina bersama orang tuanya.
Disana, di tanah suci terambat harapannya untuk meruahkan segala
kerinduan dan agar terjawab semua impian: menemukan dunia baru dalam
kehidupannya dengan pasangan jiwa.
Inilah
yang menarik dalam novel yaitu setting tempat dan suasana yang sangat
islami. Pembaca akan merasakan nuansa Islami yang mendalam. Setting
yang menjadi unsur pokok pencipta suasana, yang mendalam, penuh
kejutan, dan berkembang secara dinamis menjadi kisah yang indah.
Novel ini dibuka dengan perasaan Rhada terhadap Osman. Rhada tak
pernah bisa melupaka Osman, pria yang telah memikat hatinya selama 14
tahun dibalik jeruji pesona Osman. Sayang, cintanya tak kunjung
berbalas. Telah sekian lam Rhada lelah dengan pencarian duniawinya.
Oleh karena itulah, dia mengambil keputusan untuk berlabu di tanah
Madinah, Mekkah dan Mina bersama orang tuanya.
Ketika
di salah satu pasar di Madinah tanpa sengaja Rhada bertemu degan
Yusuf,. Yusuf adalah pemuda yang lahir dari keluarga kaya raya,
kemudian jatuh bangkrut hingga hidup ala kadarnya. Lalu dengan usaha
kerja kerasnya dengan bantuan Allah swt. Kini bisa dibilang dia
seorang pengusaha yang sukses di Jakarta. Itu adalah awal Rhada dan
Yusuf bertemu. Setelah pertemuan itu Rhada dan Yusuf sering bertemu
tanpa di sengaja.
Kemudian
ketika Rhada bersama Ayah dan Ibunya di pasar Madinah tidak di sangka
Rhada bertemu dengan teman masa lalunya saat di bangku SMA. Dia adala
Rudi, sewaktu di SMA dia pernah menyatakan cinta kepada Rhada, namun
Rhada menolak mentah-metah cintanya. Dan hingga kini Rudi pun masih
menyimpan perasaannya terhadap Rhada.
***
Dada
Rhada berdebar dengan kecang. Dering telepon genggam menarik
pandangannya ke sebuah nama di layar ponsel, membuat tangan Rhada
gemetar. Dengan susah payah Rhada menenangkan perasaan hatinya yang
membuncah, berada di titik kritisakan meletup bak erupsi gunung.
Bagaimana tidak karena yang menelepon adalah Osma, pria yang di
cintainya sejak SMP. Mungkin karena Osman adalah lelaki yang pertama
mengatakan “I LOVE YOU” di bus sekolah. Namun Rhada tak pernah
menjawabnya hingga kini. Rhada hanya bisa mengulurkan tali
persahabatan di antara mereka. Rhada berharap Osman mengucapkan
kembali kalimat tersebut, agar dia bisa menjawabnya pula.
Canda
tawa ringan mengisi pembicaraan mereka. Dan tak lama hubungan telepon
terputus.
Kekagetan
itu muncul lagi karena yang menelepon lagi-lagi pria yang pernah
mencintai Rhada. Dia adalah Hendar , lelaki yang paling getol
mengejar-ngejar Rhada di kampung halamannya. Hendar adalah tipikal
pria yang keras kepala, egois, pelit, dan sikap minus lainnya membuat
Rhada tak nyaman di dekatnya.
Kali
ini, perjalanan ynag mereka tempuh adalah menuju Arafah untuk
melaksanakan wukuf 9 Zulhijjah. Kesibukan memasang tikar dalam tenda
berdasarkan urutan anggota tim satu kamar maktab pun tampak sedang
berlangsung. Setelah usai membenahi isi tenda, Rhadamencari minum dan
mengambil makanan di dapur umum untuk dia dan orangtuannya. Saat
berjalan menuju tempat yang dituju, Rhada bertemu dengan Rudi.
Sepanjang perjalanan mereka masih terdiam sama-sama canggung di
pertemukan Allah di tempat itu. Suatu ketika Rudi pun melamar Rhada.
Rhada pun terdiam. Rhada yakin bahwa ini adalah jawaban dari doanya
di depan Kakbah.
“Kamu
tak harus menjawabnya sekarang. Hanya saja, tolong pikirkan dan mohon
sertakan itu dalam setiap doamu di perjalanan kita nanti.” Ucap
Rudi.
Cuaca
di Mina tiada beda dengan Mekkah, begitu cerah dengan angin yang
menyejukkan. Telepon genggam Rhada tak henti berbunyi, selain sms
mengucapkan selamat menyambut lebaran haji, Rhada juga mendapatkan
telepon dari Desi sahabatnya. Dia memberikan kabar yang mengejutkan.
Bagaimana tidak Hendar yang sudah tahu perasaan Rhada terhadap Osman
dari Desi, kemudian menghubungi Osman dan berkata bohong bahwa Rhada
adalah tunangannya.
Meski
pikirannya masih tersita pada penjelasan Desi tadi, gadis itu
menguatkan langkah menuju kamar mandi. Rhada memutuskan berkeluh
kesah pada Allah. Dia baru beranjak hendak mengambil air wudhu,
tiba-tiba Rudi sudah ada di depan tendanya. Rhada ingat tadi dia
berniat mengambil air wudhu tapi di urungkannya. Mereka berjalan
bersisian dalam jarak 1 meter. Lalu mereka bercakap-cakap. Dan
kemudian terdiam. Rhada ingin sekali memberi jawaban terhadap Rudi
tapi entah dengan kalimat apa memulainya. Kemudian Rudi mengerti
pikiran Rhada dan melupakan saja pembicaraan lalu karena Rudi tahu
Rhada menolaknya.
***
Entah
kenapa dada peempuan itu berdebar dengan hebat. Mungkin ini untuk
pertama kalinya sejak mengenal sosok yang tersenyum kepadanya itu,
mata mereka bertemu mata hening yang penuh keteduhan itu seolah
mengisi palung dada Rhada yang sempat kosong. Gadis itu pun tersentak
kaget begitu menyadari apa yang tengah bermain di batinnya. Dua hari
tak ditemuinya raut itu, smpat membuat tanya kemana dia mengilang.
Sementara
itu pada Yusuf sebenarnya juga bermain rasa yang sama. Dia menghilang
sejenak dari pandangan Rhada untuk menenangkan badai hati. Namun,
entak kenapa rasa itu membuncang kembali sekarang, setelah berpapasan
tak sengaja dengan Rhada.
“Rhada
, yusuf itu menarik, ya? Kenapa tidak minta Ayah menanyakannya
untukmu.” Bisik bu Amiyah begitu sampai de depan anaknya. Mungkin
beliau sempat menamati sapaan Yusuf pada Rhada baru saja. Rhada
terlihat salah tingkah.
Ibu
ibu pun yang ada di maktab sama setuju dengan saran Ibu Amiyah. Dan
mereka menceritakan kepada Rhada tentang jawaban Yusuf ketika mereka
bertanya tentang Yusuf apakah dia tertarik kepada Rhada.
Jawaban Yusuf itu sebenarnya sangat menyentil Rhada, terutama pada
kalimat terakhirnya. Jelas saja Osman belum tentu lebih baik dari
Yusuf.
Tekat
dari embarkasi Medan dulu benar-benar patah di tengah jalan beberapa
saat karena cinta lahir begitu saja tanpa rekayasa dan rasa itu lahir
kadang tanpa bisa di jelaskan.
Rhada
hanya berusaha menarik seulas senyum tipis untuk menjawab cerita
ibu-ibu. Namun, cerita itu pulalah yang kemudian mampu membuat Rhada
menyisihkan ingatan dan luka akan keberadaan Osman dihatinya. Dia
berharap rasa itu bisa pupus selamanya . bagaimanapun, alasan agama
lebih kuat mendukung keberadaan Yusuf untuk menggeser Osman.
Kepiluan
hati Rudi ditolak Rhada ternyata tak berlangsung lama karena niat
baiknya langsung di balas Tuhan lewat gadis lain. Mutia di utus untuk
mengobati rasa pedih Rudi. Bagi Rhada, ungkapan isi hati Rudi dulu
adalah sebuah keinginan yang di sampaikan kepada orang yang salah.
Perniakah
Rudi dan Mutia yang di selenggarakan di Masjidil Haram adalah hal
yang diidamkan oleh Rhada. Namun, dia juga yakin Allah mempunyai
maksud tertentu hingga tek menghadiahkan momen tersebut saat ini
juga, sebab dia yakin ada kebahagiaan yang lebih indah disiapkan
Allah untuknya. Rhada percaya itu.
Tentu
saja Allah punya rencana yang lebih indah. Saat dalam acara tersebut
Yusuf melamar Rhada lewat ayahnya. Sungguh di luar dugaan, Yusuf
menyimpan harapan penyatuan mereka dan memberikan ending yanng manis.
Sebuah
suara memutus kehingar-bingar perasaan gadis itu, suara yang berasal
dari telepon selularnya. Ia tidak ingin mengangkat telepon itu dari
Hendar, namun di sisi lain ia ingin mengangkatnya untuk menjaga
silaturahmi.
Untuk
itu pula rasanya Rhada tak ingin memberi harapan lebih jauh kepada
Hendar. Mungkin penjelasn Rhada nantinya akan menjadi belati yang
ditusukkan ke dadanya, tapi Rhada berharap lelaki itu bisa lebih
bijak menerimanya, dan agar Hendar bisa melihat sampai kapanpun Rhada
bukanlah wanita yang digariskan Allah sebagai jodohnya.
Konflik
belum selesai , satu lagi yang sangat rumit yaitu yang menentukkan
bagaimana ending-nya. Osman pria yang sangat dicintai Rhada
dahulu, dia melamar Rhada lewat telepon. Osman sejak dulu menunggu
saat-saat yang tepat untuk melamar Rhada, namun kini hanya kesempatan
itu yang hanya bisa. Rhada dibuat bingung tidak tahu mau jawab apa.
***
BAGAIMANA
ending-nya? Apakah Rhada memilih Osman pemuda yang telah memikat
hatinya selama 14 tahun ataukah Yusuf pemuda yang telah membuat Rhada
jatuh cinta kepadanya di Tanah Suci?
Setelah
sehari kemudian Rhada mengikuti prosedur chek in untuk kembali ke
tanah air. Di ponselnya banyak telepon dari Osman, dia sengaja
menghindar dari Osman untuk memikirkan jawabannya. Kemudian Rhada
menelepon balik dan menjawab lamaran Osman. Dia sangat bingung,
akhirnya dia menolak lamara Osman dengan baik. Yusuf tiada henti
menampakkan wajah cerah dan senyum pada Rhada, seolah lelaki itu
mengetahui apa yang barusan calon pasngan hidupnya lakukan untuknya.
seorang gadis yang lelah dalam pencarian duniawi
nya. Meskipun beberapa prestasi berhasil dia raih, tetapi justru kekosongan
yang menyesaki batinnya. Oleh karena itu pulalah, dia mengambil keputusan untuk
berlabuh ke tanah Madinah, Mekkah, dan Mina bersama orang tuanya. Disana, di
tanah suci terambat harapannya untuk meruahkan segala kerinduan dan agar
terjawab semua impian: menemukan dunia baru dalam kehidupannya dengan pasangan
jiwa.
Inilah
yang menarik dalam novel yaitu setting tempat dan suasana yang sangat islami.
Pembaca akan merasakan nuansa Islami yang mendalam. Setting yang menjadi unsur
pokok pencipta suasana, yang mendalam, penuh kejutan, dan berkembang secara
dinamis menjadi kisah yang indah. Novel ini dibuka dengan perasaan Rhada
terhadap Osman. Rhada tak pernah bisa melupaka Osman, pria yang telah memikat
hatinya selama 14 tahun dibalik jeruji pesona Osman. Sayang, cintanya tak
kunjung berbalas. Telah sekian lam Rhada lelah dengan pencarian duniawinya. Oleh
karena itulah, dia mengambil keputusan untuk berlabu di tanah Madinah, Mekkah
dan Mina bersama orang tuanya
- See more at: http://ashyokawati-yunna.blogspot.com/2012/12/anugerah-terindah-di-tanah-suci.html#sthash.Zp7b0xHz.DrQhhPfq.dpufJumat, 20 Desember 2013
True Love Does Not Need to Have
Kini, hatiku tergores kesedihan. Ketika terucap salam perpisahan, Walau air mataku tak berlinang. Bukan berarti suatu kerelaan dalam hati ini.
Saat-saat langkah terayun, Jarak kita pun semakin membentang, akankah semuanya jadi terkenang atau hanyut terbawa gelombang. Bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan.
Dalam hati ini, akan tetap membekas suatu kenangan. Kau sungguh baik, kau sungguh nyaman di hati. Siapapun mengenalmu pasti akan merindu, namun untukku, janganlah kau biarkan aku terkulai lemas dalam kehampaan, Karena rasa kangenku yang tidak kau harapkan...
Saat-saat langkah terayun, Jarak kita pun semakin membentang, akankah semuanya jadi terkenang atau hanyut terbawa gelombang. Bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan.
Dalam hati ini, akan tetap membekas suatu kenangan. Kau sungguh baik, kau sungguh nyaman di hati. Siapapun mengenalmu pasti akan merindu, namun untukku, janganlah kau biarkan aku terkulai lemas dalam kehampaan, Karena rasa kangenku yang tidak kau harapkan...
Mata yang berkaca-kaca...
Jantung yang berdetak-detuk tak menentu, pikiran melayang-layang... Itulah terpaan gemuruh rasa dalam hatiku yang menemani saat ku tlah terpisah darimu...
Waktu ini adalah saat waktu yang menyiksa. Menyiksa diri dan hatiku, waktu yang terasa lambat berputar... Berputar tuk berjalan melalui hari demi hari yang kan kita lalui, waktu dimana kita tak bersama-sama lagi
Kini semua hanya tinggal kenangan, kenangan indah yang tlah kita lalui... Canda-tawa,sedih,kesal,khawatir dan rasa takut terpisahkan, Itulah perasaan yang menggumuli hati kita dulu dan rasa takut itu kini tlah menjadi kenyataan. Aku mengerti kau begitu sakit saat ini. Terpisah dan terpenjara sepi disana Namun ketahuilah kasih..... Diri ini jauh lebih sakit merasakan semua ini...
Aku bingung dan tak tahu harus bagaimana... Banyak hal yang tak dapat kukatakan dan ku jelaskan, banyak hal yang tak kau mengerti maksud hati dan semua ini...
Maafkan aku...
Jantung yang berdetak-detuk tak menentu, pikiran melayang-layang... Itulah terpaan gemuruh rasa dalam hatiku yang menemani saat ku tlah terpisah darimu...
Waktu ini adalah saat waktu yang menyiksa. Menyiksa diri dan hatiku, waktu yang terasa lambat berputar... Berputar tuk berjalan melalui hari demi hari yang kan kita lalui, waktu dimana kita tak bersama-sama lagi
Kini semua hanya tinggal kenangan, kenangan indah yang tlah kita lalui... Canda-tawa,sedih,kesal,khawatir dan rasa takut terpisahkan, Itulah perasaan yang menggumuli hati kita dulu dan rasa takut itu kini tlah menjadi kenyataan. Aku mengerti kau begitu sakit saat ini. Terpisah dan terpenjara sepi disana Namun ketahuilah kasih..... Diri ini jauh lebih sakit merasakan semua ini...
Aku bingung dan tak tahu harus bagaimana... Banyak hal yang tak dapat kukatakan dan ku jelaskan, banyak hal yang tak kau mengerti maksud hati dan semua ini...
Maafkan aku...
Selasa, 22 Oktober 2013
Sad At The Moment Loves
Aku awali ini dengan nama sang Raja yang memberikan kehidupan, Kepada jiwa dan pertolongan kepada hati.
Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu dan keadilan-Nya adalah mutlak.
Dia melihat dan mendengar segala sesuatu, bahkan do'a makhluk-makhluk yang tak dapat berbicara sekalipun.
Dialah yang membagi dunia ini menjadi terang dan gelap.
Dialah yang memberikan kepada seluruh makhluk segenap waktu yang telah ditentukan di atas muka bumi,
dari burung di udara sampai kepada ikan di kedalaman samudera.
Dia telah menghiasi langit dengan bintang-bintang serta mengisi bumi dengan umat manusia dari beragam suku dan warna.
Dia telah meniupkan ruh-Nya kepada setiap laki-laki dan perempuan, dan
Dia telah menyinari setiap jiwa dengan obor akal pikiran, sehingga seluruh hamba-Nya dapat meraih keselamatan.
Ini adalah sehelai kertas kesedihan, yang dikirim oleh jiwa yang dipenuhi duka cita kepada jiwa yang lainnya.
Apa kabarmu, duhai belahan jiwa, dan bagaimana kau melewati hari-harimu?
Ke manakah ketujuh planet, penuntun di langit, telah membawamu?
Seandainya saja aku mengetahui apa yang kau pikirkan, apa yang kau rasakan !
Andai saja aku dapat melihat dirimu dan apa yang sedang kau kerjakan sekarang !
Dengan seluruh cinta dan seluruh hatiku aku bersamamu.
Aku adalah pasir yang kau injak di bawah kakimu, sementara kau adalah air kehidupan, -Tapi air kehidupan siapa?
Aku bersujud di kakimu sementara tanganmu memeluk, -Memeluk siapa?
Aku bahkan mendapatkan musibah darimu, sementara kau membelai, -Membelai siapa?
Aku adalah budakmu dan bebanmu ada di pundakku, tapi bagaimana denganmu?
Perhiasan siapa yang tergantung di telingamu?
Kau adalah Ka'bahku, kepadamu aku menghadapkan shalatku, tapi apakah aku ini bagimu?
Aku tidak memiliki apa-apa lagi yang dapat kupakai untuk mempertahankan diriku sendiri,
Senjataku, perisaiku -aku telah melepaskan mereka semua.
Kasihanilah aku,
Apakah seorang raja akan pergi tanpa pelayannya?
Namun bagaimana mungkin seorang pelayan akan menaati seorang raja yang tidak pernah dia temui?
Biarkan aku tetap melayanimu, SEBAGAI BUDAKMU.
Jangan kau tukar atau jual aku !
Duhai belahan jiwa, dalam mencintaimu usiaku berkurang, bibirku memucat dan mataku terbutakan oleh airmata.
Kau tidak dapat membayangkan SEGILA APA AKU SEKARANG.
DEMI KAU, TIDAK HANYA AKU TELAH KEHILANGAN DUNIA - AKU PUN TELAH KEHILANGAN DIRIKU SENDIRI.
Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu dan keadilan-Nya adalah mutlak.
Dia melihat dan mendengar segala sesuatu, bahkan do'a makhluk-makhluk yang tak dapat berbicara sekalipun.
Dialah yang membagi dunia ini menjadi terang dan gelap.
Dialah yang memberikan kepada seluruh makhluk segenap waktu yang telah ditentukan di atas muka bumi,
dari burung di udara sampai kepada ikan di kedalaman samudera.
Dia telah menghiasi langit dengan bintang-bintang serta mengisi bumi dengan umat manusia dari beragam suku dan warna.
Dia telah meniupkan ruh-Nya kepada setiap laki-laki dan perempuan, dan
Dia telah menyinari setiap jiwa dengan obor akal pikiran, sehingga seluruh hamba-Nya dapat meraih keselamatan.
Ini adalah sehelai kertas kesedihan, yang dikirim oleh jiwa yang dipenuhi duka cita kepada jiwa yang lainnya.
Apa kabarmu, duhai belahan jiwa, dan bagaimana kau melewati hari-harimu?
Ke manakah ketujuh planet, penuntun di langit, telah membawamu?
Seandainya saja aku mengetahui apa yang kau pikirkan, apa yang kau rasakan !
Andai saja aku dapat melihat dirimu dan apa yang sedang kau kerjakan sekarang !
Dengan seluruh cinta dan seluruh hatiku aku bersamamu.
Aku adalah pasir yang kau injak di bawah kakimu, sementara kau adalah air kehidupan, -Tapi air kehidupan siapa?
Aku bersujud di kakimu sementara tanganmu memeluk, -Memeluk siapa?
Aku bahkan mendapatkan musibah darimu, sementara kau membelai, -Membelai siapa?
Aku adalah budakmu dan bebanmu ada di pundakku, tapi bagaimana denganmu?
Perhiasan siapa yang tergantung di telingamu?
Kau adalah Ka'bahku, kepadamu aku menghadapkan shalatku, tapi apakah aku ini bagimu?
Aku tidak memiliki apa-apa lagi yang dapat kupakai untuk mempertahankan diriku sendiri,
Senjataku, perisaiku -aku telah melepaskan mereka semua.
Kasihanilah aku,
Apakah seorang raja akan pergi tanpa pelayannya?
Namun bagaimana mungkin seorang pelayan akan menaati seorang raja yang tidak pernah dia temui?
Biarkan aku tetap melayanimu, SEBAGAI BUDAKMU.
Jangan kau tukar atau jual aku !
Duhai belahan jiwa, dalam mencintaimu usiaku berkurang, bibirku memucat dan mataku terbutakan oleh airmata.
Kau tidak dapat membayangkan SEGILA APA AKU SEKARANG.
DEMI KAU, TIDAK HANYA AKU TELAH KEHILANGAN DUNIA - AKU PUN TELAH KEHILANGAN DIRIKU SENDIRI.
Senin, 21 Oktober 2013
Senin, 08 April 2013
Daftar Hasil Kualifikasi MotoGP Qatar 2013
Pos Rider Team/Bike Time Gap
1. Jorge Lorenzo Yamaha 1m54.714s
2. Cal Crutchlow Tech 3 Yamaha 1m54.916s + 0.202s
3. Dani Pedrosa Honda 1m55.151s + 0.437s
4. Andrea Dovizioso Ducati 1m55.160s + 0.446s
5. Stefan Bradl LCR Honda 1m55.477s + 0.783s
6. Marc Marquez Honda 1m55.645s + 0.931s
7. Valentino Rossi Yamaha 1m55.711s + 0.997s
8. Alvaro Bautista Gresini Honda 1m55.870s + 1.156s
9. Bradley Smith Tech 3 Yamaha 1m56.315s + 1.601s
10. Andrea Iannone Pramac Ducati 1m56.523s + 1.809s
11. Nicky Hayden Ducati 1m56.667s + 1.953s
12. Aleix Espargaro Aspar Aprilia 1m57.064s + 2.350s
13. Ben Spies Pramac Ducati 1m57.440s (QP1)
14. Randy de Puniet Aspar Aprilia 1m57.551s (QP1)
22. Lukas Pesek Ioda-Suter-BMW 1m57.926s (QP1)
15. Yonny Hernandez PBM ART-Aprilia 1m58.058s (QP1)
19. Hiroshi Aoyama Avintia FTR-Kawasaki 1m58.263s (QP1)
18. Karel Abraham Cardion Aprilia 1m58.271s (QP1)
17. Colin Edwards Forward FTR-Kawasaki 1m58.361s (QP1)
20. Danilo Petrucci Ioda-Suter-BMW 1m58.486s (QP1)
24. Claudio Corti Forward FTR-Kawasaki 1m58.755s (QP1)
14. Hector Barbera Avintia FTR-Kawasaki 1m58.806s (QP1)
21. Bryan Staring Gresini FTR-Honda 1m58.912s (QP1)
23. Michael Laverty PBM-Aprilia 1m59.572s (QP1)
Langganan:
Postingan (Atom)