Laman

Kamis, 06 Februari 2014

Cinta Bertabur di Langit Mekkah
Cinta Bertabur di Langit Mekkah

seorang gadis yang lelah
seorang gadis yang lelah dalam pencarian duniawi nya. Meskipun beberapa prestasi berhasil dia raih, tetapi justru kekosongan yang menyesaki batinnya. Oleh karena itu pulalah, dia mengambil keputusan untuk berlabuh ke tanah Madinah, Mekkah, dan Mina bersama orang tuanya. Disana, di tanah suci terambat harapannya untuk meruahkan segala kerinduan dan agar terjawab semua impian: menemukan dunia baru dalam kehidupannya dengan pasangan jiwa.
Inilah yang menarik dalam novel yaitu setting tempat dan suasana yang sangat islami. Pembaca akan merasakan nuansa Islami yang mendalam. Setting yang menjadi unsur pokok pencipta suasana, yang mendalam, penuh kejutan, dan berkembang secara dinamis menjadi kisah yang indah. Novel ini dibuka dengan perasaan Rhada terhadap Osman. Rhada tak pernah bisa melupaka Osman, pria yang telah memikat hatinya selama 14 tahun dibalik jeruji pesona Osman. Sayang, cintanya tak kunjung berbalas. Telah sekian lam Rhada lelah dengan pencarian duniawinya. Oleh karena itulah, dia mengambil keputusan untuk berlabu di tanah Madinah, Mekkah dan Mina bersama orang tuanya
- See more at: http://ashyokawati-yunna.blogspot.com/2012/12/anugerah-terindah-di-tanah-suci.html#sthash.Zp7b0xHz.DrQhhPfq.dpuf P { margin-bottom: 0.21cm; }
seorang gadis yang lelah dalam pencarian duniawinya. Meskipun beberapa prestasi berhasil dia raih, tetapi justru kekosongan yang menyesaki batinnya. Oleh karena itu pulalah, dia mengambil keputusan untuk berlabuh ke tanah Madinah, Mekkah, dan Mina bersama orang tuanya. Disana, di tanah suci terambat harapannya untuk meruahkan segala kerinduan dan agar terjawab semua impian: menemukan dunia baru dalam kehidupannya dengan pasangan jiwa.
Inilah yang menarik dalam novel yaitu setting tempat dan suasana yang sangat islami. Pembaca akan merasakan nuansa Islami yang mendalam. Setting yang menjadi unsur pokok pencipta suasana, yang mendalam, penuh kejutan, dan berkembang secara dinamis menjadi kisah yang indah. Novel ini dibuka dengan perasaan Rhada terhadap Osman. Rhada tak pernah bisa melupaka Osman, pria yang telah memikat hatinya selama 14 tahun dibalik jeruji pesona Osman. Sayang, cintanya tak kunjung berbalas. Telah sekian lam Rhada lelah dengan pencarian duniawinya. Oleh karena itulah, dia mengambil keputusan untuk berlabu di tanah Madinah, Mekkah dan Mina bersama orang tuanya.

Ketika di salah satu pasar di Madinah tanpa sengaja Rhada bertemu degan Yusuf,. Yusuf adalah pemuda yang lahir dari keluarga kaya raya, kemudian jatuh bangkrut hingga hidup ala kadarnya. Lalu dengan usaha kerja kerasnya dengan bantuan Allah swt. Kini bisa dibilang dia seorang pengusaha yang sukses di Jakarta. Itu adalah awal Rhada dan Yusuf bertemu. Setelah pertemuan itu Rhada dan Yusuf sering bertemu tanpa di sengaja.
Kemudian ketika Rhada bersama Ayah dan Ibunya di pasar Madinah tidak di sangka Rhada bertemu dengan teman masa lalunya saat di bangku SMA. Dia adala Rudi, sewaktu di SMA dia pernah menyatakan cinta kepada Rhada, namun Rhada menolak mentah-metah cintanya. Dan hingga kini Rudi pun masih menyimpan perasaannya terhadap Rhada.

***
Dada Rhada berdebar dengan kecang. Dering telepon genggam menarik pandangannya ke sebuah nama di layar ponsel, membuat tangan Rhada gemetar. Dengan susah payah Rhada menenangkan perasaan hatinya yang membuncah, berada di titik kritisakan meletup bak erupsi gunung. Bagaimana tidak karena yang menelepon adalah Osma, pria yang di cintainya sejak SMP. Mungkin karena Osman adalah lelaki yang pertama mengatakan “I LOVE YOU” di bus sekolah. Namun Rhada tak pernah menjawabnya hingga kini. Rhada hanya bisa mengulurkan tali persahabatan di antara mereka. Rhada berharap Osman mengucapkan kembali kalimat tersebut, agar dia bisa menjawabnya pula.
Canda tawa ringan mengisi pembicaraan mereka. Dan tak lama hubungan telepon terputus.
Kekagetan itu muncul lagi karena yang menelepon lagi-lagi pria yang pernah mencintai Rhada. Dia adalah Hendar , lelaki yang paling getol mengejar-ngejar Rhada di kampung halamannya. Hendar adalah tipikal pria yang keras kepala, egois, pelit, dan sikap minus lainnya membuat Rhada tak nyaman di dekatnya.

Kali ini, perjalanan ynag mereka tempuh adalah menuju Arafah untuk melaksanakan wukuf 9 Zulhijjah. Kesibukan memasang tikar dalam tenda berdasarkan urutan anggota tim satu kamar maktab pun tampak sedang berlangsung. Setelah usai membenahi isi tenda, Rhadamencari minum dan mengambil makanan di dapur umum untuk dia dan orangtuannya. Saat berjalan menuju tempat yang dituju, Rhada bertemu dengan Rudi. Sepanjang perjalanan mereka masih terdiam sama-sama canggung di pertemukan Allah di tempat itu. Suatu ketika Rudi pun melamar Rhada. Rhada pun terdiam. Rhada yakin bahwa ini adalah jawaban dari doanya di depan Kakbah.
Kamu tak harus menjawabnya sekarang. Hanya saja, tolong pikirkan dan mohon sertakan itu dalam setiap doamu di perjalanan kita nanti.” Ucap Rudi.
   
Cuaca di Mina tiada beda dengan Mekkah, begitu cerah dengan angin yang menyejukkan. Telepon genggam Rhada tak henti berbunyi, selain sms mengucapkan selamat menyambut lebaran haji, Rhada juga mendapatkan telepon dari Desi sahabatnya. Dia memberikan kabar yang mengejutkan. Bagaimana tidak Hendar yang sudah tahu perasaan Rhada terhadap Osman dari Desi, kemudian menghubungi Osman dan berkata bohong bahwa Rhada adalah tunangannya.

Meski pikirannya masih tersita pada penjelasan Desi tadi, gadis itu menguatkan langkah menuju kamar mandi. Rhada memutuskan berkeluh kesah pada Allah. Dia baru beranjak hendak mengambil air wudhu, tiba-tiba Rudi sudah ada di depan tendanya. Rhada ingat tadi dia berniat mengambil air wudhu tapi di urungkannya. Mereka berjalan bersisian dalam jarak 1 meter. Lalu mereka bercakap-cakap. Dan kemudian terdiam. Rhada ingin sekali memberi jawaban terhadap Rudi tapi entah dengan kalimat apa memulainya. Kemudian Rudi mengerti pikiran Rhada dan melupakan saja pembicaraan lalu karena Rudi tahu Rhada menolaknya.

***
Entah kenapa dada peempuan itu berdebar dengan hebat. Mungkin ini untuk pertama kalinya sejak mengenal sosok yang tersenyum kepadanya itu, mata mereka bertemu mata hening yang penuh keteduhan itu seolah mengisi palung dada Rhada yang sempat kosong. Gadis itu pun tersentak kaget begitu menyadari apa yang tengah bermain di batinnya. Dua hari tak ditemuinya raut itu, smpat membuat tanya kemana dia mengilang.
Sementara itu pada Yusuf sebenarnya juga bermain rasa yang sama. Dia menghilang sejenak dari pandangan Rhada untuk menenangkan badai hati. Namun, entak kenapa rasa itu membuncang kembali sekarang, setelah berpapasan tak sengaja dengan Rhada.
Rhada , yusuf itu menarik, ya? Kenapa tidak minta Ayah menanyakannya untukmu.” Bisik bu Amiyah begitu sampai de depan anaknya. Mungkin beliau sempat menamati sapaan Yusuf pada Rhada baru saja. Rhada terlihat salah tingkah.
Ibu ibu pun yang ada di maktab sama setuju dengan saran Ibu Amiyah. Dan mereka menceritakan kepada Rhada tentang jawaban Yusuf ketika mereka bertanya tentang Yusuf apakah dia tertarik kepada Rhada.  Jawaban Yusuf itu sebenarnya sangat menyentil Rhada, terutama pada kalimat terakhirnya. Jelas saja Osman belum tentu lebih baik dari Yusuf.
Tekat dari embarkasi Medan dulu benar-benar patah di tengah jalan beberapa saat karena cinta lahir begitu saja tanpa rekayasa dan rasa itu lahir kadang tanpa bisa di jelaskan.
Rhada hanya berusaha menarik seulas senyum tipis untuk menjawab cerita ibu-ibu. Namun, cerita itu pulalah yang kemudian mampu membuat Rhada menyisihkan ingatan dan luka akan keberadaan Osman dihatinya. Dia berharap rasa itu bisa pupus selamanya . bagaimanapun, alasan agama lebih kuat mendukung keberadaan Yusuf untuk menggeser Osman.
Kepiluan hati Rudi ditolak Rhada ternyata tak berlangsung lama karena niat baiknya langsung di balas Tuhan lewat gadis lain. Mutia di utus untuk mengobati rasa pedih Rudi. Bagi Rhada, ungkapan isi hati Rudi dulu adalah sebuah keinginan yang di sampaikan kepada orang yang salah.
Perniakah  Rudi dan Mutia yang di selenggarakan di Masjidil Haram adalah hal yang diidamkan oleh Rhada. Namun, dia juga yakin Allah mempunyai maksud tertentu hingga tek menghadiahkan momen tersebut saat ini juga, sebab dia yakin ada kebahagiaan yang lebih indah disiapkan Allah untuknya. Rhada percaya itu.

Tentu saja Allah punya rencana yang lebih indah. Saat dalam acara tersebut Yusuf melamar Rhada lewat ayahnya. Sungguh di luar dugaan, Yusuf menyimpan harapan penyatuan mereka dan memberikan ending yanng manis.
Sebuah suara memutus kehingar-bingar perasaan gadis itu, suara yang berasal dari telepon selularnya. Ia tidak ingin mengangkat telepon itu dari Hendar, namun di sisi lain ia ingin mengangkatnya untuk menjaga silaturahmi.

Untuk itu pula rasanya Rhada tak ingin memberi harapan lebih jauh kepada Hendar. Mungkin penjelasn Rhada nantinya akan menjadi belati yang ditusukkan ke dadanya, tapi Rhada berharap lelaki itu bisa lebih bijak menerimanya, dan agar Hendar bisa melihat sampai kapanpun Rhada bukanlah wanita yang digariskan Allah sebagai jodohnya.
Konflik belum selesai , satu lagi yang sangat rumit yaitu yang menentukkan bagaimana  ending-nya. Osman pria yang sangat dicintai Rhada dahulu, dia melamar Rhada lewat telepon. Osman sejak dulu menunggu saat-saat yang tepat untuk melamar Rhada, namun kini hanya kesempatan itu yang hanya bisa. Rhada dibuat bingung tidak tahu mau jawab apa.

***
BAGAIMANA ending-nya? Apakah Rhada memilih Osman pemuda yang telah memikat hatinya selama 14 tahun ataukah Yusuf pemuda yang telah membuat Rhada jatuh cinta kepadanya di Tanah Suci?
Setelah sehari kemudian Rhada mengikuti prosedur chek in untuk kembali ke tanah air. Di ponselnya banyak telepon dari Osman, dia sengaja menghindar dari Osman untuk memikirkan jawabannya. Kemudian Rhada menelepon balik dan menjawab lamaran Osman. Dia sangat bingung, akhirnya dia menolak lamara Osman dengan baik. Yusuf tiada henti menampakkan wajah cerah dan senyum pada Rhada, seolah lelaki itu mengetahui apa yang barusan calon pasngan hidupnya lakukan untuknya.
 
seorang gadis yang lelah dalam pencarian duniawi nya. Meskipun beberapa prestasi berhasil dia raih, tetapi justru kekosongan yang menyesaki batinnya. Oleh karena itu pulalah, dia mengambil keputusan untuk berlabuh ke tanah Madinah, Mekkah, dan Mina bersama orang tuanya. Disana, di tanah suci terambat harapannya untuk meruahkan segala kerinduan dan agar terjawab semua impian: menemukan dunia baru dalam kehidupannya dengan pasangan jiwa.
Inilah yang menarik dalam novel yaitu setting tempat dan suasana yang sangat islami. Pembaca akan merasakan nuansa Islami yang mendalam. Setting yang menjadi unsur pokok pencipta suasana, yang mendalam, penuh kejutan, dan berkembang secara dinamis menjadi kisah yang indah. Novel ini dibuka dengan perasaan Rhada terhadap Osman. Rhada tak pernah bisa melupaka Osman, pria yang telah memikat hatinya selama 14 tahun dibalik jeruji pesona Osman. Sayang, cintanya tak kunjung berbalas. Telah sekian lam Rhada lelah dengan pencarian duniawinya. Oleh karena itulah, dia mengambil keputusan untuk berlabu di tanah Madinah, Mekkah dan Mina bersama orang tuanya
- See more at: http://ashyokawati-yunna.blogspot.com/2012/12/anugerah-terindah-di-tanah-suci.html#sthash.Zp7b0xHz.DrQhhPfq.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar